Khotbah Tahun Baru I
TEMA: “Hidup Yang Sesuai Dengan Tatanan Kerajaan Allah”
Bahan Alkitab: Wahyu 21:1-8
Bahan Alkitab: Wahyu 21:1-8
Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,
Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus,
yang adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir yang boleh
memper-kenankan kita semua boleh memasuki Tahun Baru, 1 Januari 2015.
Tahun yang penuh pergumulan, bukan hanya karena masih banyaknya
persoalan-persoalan yang belum terjawab dan terselesaikan di tahun 2014.
Berbagai pergumulan menyangkut persoalan di belahan dunia lainnya dan
yang terjadi di tengah Bangsa dan Negara kita, tetapi juga hal-hal yang
berhubungan dengan iman dan pengharapan hidup di masa datang, yakni
kekekalan, hidup sorgawi.
Saudara-saudara yang kekasih.
Marilah kita mengawali tahun yang baru
ini, sebagai satu persekutuan jemaat dengan belajar bersama dari
pembacaan Alkitab menurut Wahyu 21: 1-8. Kitab Wahyu adalah sebuah Kitab
yang berbicara tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini dan
di masa yang akan datang. Wahyu 21 : 1-8 mau berbicara tentang sesuatu
yang akan terjadi di masa akan datang, seperti: Langit yang baru dan
bumi yang baru (ayat 1), Kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun
dari sorga, dari Allah (ayat 2), Kemah Allah ada di tengah-tengah
manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka (ayat 3), Ia akan
menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita (ayat 4),
Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang haus akan
Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan (ayat 6),
barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan
menjadi Allahnya dan Ia akan menjadi anak-Ku (ayat 7). Ungkapan-ungkapan
di atas merupakan berita “nubuatan” ( sesuatu yang akan terjadi di masa
yang akan datang), berita “apokaliptik” (sesuatu yang yang terselubung
diungkapkan) merupakan salah satu ciri kitab Wahyu yakni dapat menjadi
berita yang memberi penghiburan, berita yang memberi pengharapan bagi
kehidupan umat Kristen pada abad I yang sedang mengalami berbagai
penderitaan penganiayaan di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi. Umat
Kristen mula-mula yang sungguh-sungguh menderita bahkan banyak yang mati
sahid (martir). Dalam situasi seperti ini, berita kitab Wahyu ini
menjadi berita yang kontekstual bagi umat Kristen Yahudi masa itu,
berita yang disampaikan dalam bahasa-bahasa simbolis yang hanya dapat
dimengerti oleh mereka. Berita penghiburan dan pengharapan tersebut
dapat dikatakan sebagai sebuah gaya “Hidup Yang Sesuai Dengan Tatanan Kerajaan Allah”.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus.
Penulis kitab Wahyu mendapatkan
penglihatan tentang sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang baru.
Ungkapan-ungkapan ayat di atas menjadi berita pengharapan yang
didasarkan atas iman umat Kristen mula-mula. Mereka sungguh-sungguh
memiliki iman yang teguh di tengah penganiayaan bagaikan badai dan
gelombang yang dahsyat menderu. Badai dan gelombang bergoncang keras dan
telah memakan korban yang banyak, tetapi umat Kristen mula-mula terus
bertahan dalam iman kepada Tuhan Yesus, yang akhirnya melalui berita
kitab Wahyu ini iman mereka semakin kokoh. Mereka sungguh meyakini bahwa
langit dan bumi ini akan lenyap dan diganti dengan langit dan bumi yang
baru, kota Yerusalem akan menjadi kota Yerusalem yang baru. Gambaran
tentang langit yang baru dan bumi yang baru, adalah kota Yerusalem yang
baru di mana di sana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi perkabungan
dan ratap tangis atau dukacita (yang telah menjadi bagian hidup
keseharian mereka di tengah penganiayaan di zaman Romawi atas
pemerintahan Kaisar-Kaisar yang bengis ). Segala sesuatu yang lama itu
telah berlalu (ayat 4); “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru !”
(ayat 5). Di tengah penderitaan penganiayaan, berita kitab Wahyu ini
telah menjadi berita penguatan dan pengharapan bagi umat Kristen
mula-mula. Pengharapan tentang kehidupan di masa yang akan datang, telah
menjadikan mereka kuat menghadapi kehidupan “kekinian” di masa itu.
Mereka tidak menjadi takut atas berbagai ancaman, iman mereka tetap
kokoh sekalipun mereka harus mati.
Jemaat yang diberkati Tuhan.
Kita telah berada di tahun yang baru,
tahun 2015, tetapi persoalan dan tantangan tidak serta merta berlalu.
Kita tidak dapat berpikir dan bertidak gampang seperti membalikkan
telapak tangan. Hidup akan terus berlangsung dengan berbagai tantangan
dan pergumulan. Memang tantangan, pergumulan, persoalan dan ancaman yang
dihadapi jemaat mula-mula berbeda dengan kita sekarang, tetapi
persoalan hidup tidak pernah selesai apakah itu bersifat pribadi,
keluarga, jemaat dan masyarakat. Hal yang penting kita pelajari dari
bagian Alkitab ini, bahwa kita harus memiliki pengharapan. Pengharapan
yang didorong oleh iman tidak saja harus terfokus pada
persoalan-persoalan yang terjadi kekinian, tetapi juga pada kehidupan
kekal. Persoalan hidup tidak bisa kita hindari, tetapi kita bisa
mengahadapinya bersama Tuhan kita. Optimisme hidup harus terus terbagun
dalam menyikapi hidup ini ini. Kalau di tahun yang lalu mungkin kita
pernah gagal, maka di tahun yang baru ini kita boleh menjadikan tahun
untuk mengevaluasi. Bersama Tuhan, kita berpikir dan bertindak optimis.
Kita harus kembali berkerja keras dan cerdas, berdisiplin dan
ber-tanggungjawab. Sikap ini akan menjadikan kita menjalani hidup dengan
iman dan etos kerja yang berjuang untuk meraih apa yang kita
cita-citakan, merebut apa yang kita rindukan dan dambakan. Sikap hidup
ini akan mendorong kita untuk merebut peluang-peluang yang yang ada.
Itulah yang yang diharapkan bahwa kita sedang berupaya untuk hidup yang
menata sesuai Kerajaan Allah. Marilah kita meyakini, hidup kita akan
berubah, kita akan menjadi orang yang menghormati dan bertanggungjawab
kepada Tuhan dan kalau kita menjadi orang-orang yang sukses atas apa
yang kita cita-citakan, kita mau pakai kesuksesan itu untuk memuliakan
Tuhan, memberkati sesama kita dan akhirnya semua kerja keras dan cerdas
kita, berdisiplin dan bertanggungjawab akan memberi pengharapan kita
pada hidup yang sesungguhnya, itulah hidup yang kekal di langit yang
baru dan bumi yang baru, kota yang kudus, Yerusalem baru. Sekali lagi
selamat memasuki Tahu Baru, selamat berjuang dalam Yesus Kristus. Amin.