Jumat, 01 Januari 2016

Renungan Tahun Baru

Khotbah Tahun Baru I

TEMA: “Hidup Yang Sesuai Dengan Tatanan Kerajaan Allah”
Bahan Alkitab: Wahyu 21:1-8

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,
Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir yang boleh memper-kenankan kita semua boleh memasuki Tahun Baru, 1 Januari 2015. Tahun yang penuh pergumulan, bukan hanya karena masih banyaknya persoalan-persoalan yang belum terjawab dan terselesaikan di tahun 2014. Berbagai pergumulan menyangkut persoalan di belahan dunia lainnya dan yang terjadi di tengah Bangsa dan Negara kita, tetapi juga hal-hal yang berhubungan dengan iman dan pengharapan hidup di masa datang, yakni kekekalan, hidup sorgawi.
Saudara-saudara yang kekasih.
Marilah kita mengawali tahun yang baru ini, sebagai satu persekutuan jemaat dengan belajar bersama dari pembacaan Alkitab menurut Wahyu 21: 1-8. Kitab Wahyu adalah sebuah Kitab yang berbicara tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini dan di masa yang akan datang. Wahyu 21 : 1-8 mau berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi di masa akan datang, seperti: Langit yang baru dan bumi yang baru (ayat 1), Kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah (ayat 2), Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka (ayat 3), Ia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita (ayat 4), Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan (ayat 6), barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan Ia akan menjadi anak-Ku (ayat 7). Ungkapan-ungkapan di atas merupakan berita “nubuatan” ( sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang), berita “apokaliptik” (sesuatu yang yang terselubung diungkapkan) merupakan salah satu ciri kitab Wahyu  yakni dapat menjadi berita yang memberi penghiburan, berita yang memberi pengharapan bagi kehidupan umat Kristen pada abad I yang sedang mengalami berbagai penderitaan penganiayaan di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi. Umat Kristen mula-mula yang sungguh-sungguh menderita bahkan banyak yang mati sahid (martir). Dalam situasi seperti ini, berita kitab Wahyu ini menjadi berita yang kontekstual bagi umat Kristen Yahudi masa itu, berita yang disampaikan dalam bahasa-bahasa simbolis yang hanya dapat dimengerti oleh mereka. Berita penghiburan dan pengharapan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah gaya “Hidup Yang Sesuai Dengan Tatanan Kerajaan Allah”.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus.
Penulis kitab Wahyu mendapatkan penglihatan tentang sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang baru. Ungkapan-ungkapan ayat di atas menjadi berita pengharapan yang didasarkan atas iman umat Kristen mula-mula. Mereka sungguh-sungguh memiliki iman yang teguh di tengah penganiayaan bagaikan badai dan gelombang yang dahsyat menderu. Badai dan gelombang bergoncang keras dan telah memakan korban yang banyak, tetapi umat Kristen mula-mula terus bertahan dalam iman kepada Tuhan Yesus, yang akhirnya melalui berita kitab Wahyu ini iman mereka semakin kokoh. Mereka sungguh meyakini bahwa langit dan bumi ini akan lenyap dan diganti dengan langit dan bumi yang baru, kota Yerusalem akan menjadi kota Yerusalem yang baru. Gambaran tentang langit yang baru dan bumi yang baru, adalah kota Yerusalem yang baru di mana di sana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi perkabungan dan ratap tangis atau dukacita (yang telah menjadi bagian hidup keseharian mereka di tengah penganiayaan di zaman Romawi atas pemerintahan Kaisar-Kaisar yang bengis ). Segala sesuatu yang lama itu telah berlalu (ayat 4); “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru !” (ayat 5). Di tengah penderitaan penganiayaan, berita kitab Wahyu ini telah menjadi berita penguatan dan pengharapan bagi umat Kristen mula-mula. Pengharapan tentang kehidupan di masa yang akan datang, telah menjadikan mereka kuat menghadapi kehidupan “kekinian” di masa itu. Mereka tidak menjadi takut atas berbagai ancaman, iman mereka tetap kokoh sekalipun mereka harus mati.
Jemaat yang diberkati Tuhan.
Kita telah berada di tahun yang baru, tahun 2015, tetapi persoalan dan tantangan tidak serta merta berlalu. Kita tidak dapat berpikir dan bertidak gampang seperti membalikkan telapak tangan. Hidup akan terus berlangsung dengan berbagai tantangan dan pergumulan. Memang tantangan, pergumulan, persoalan dan ancaman yang dihadapi jemaat mula-mula berbeda dengan kita sekarang, tetapi persoalan hidup tidak pernah selesai apakah itu bersifat pribadi, keluarga, jemaat dan masyarakat. Hal yang penting kita pelajari dari bagian Alkitab ini, bahwa kita harus memiliki pengharapan. Pengharapan yang didorong oleh iman tidak saja harus terfokus pada persoalan-persoalan yang terjadi kekinian, tetapi juga pada kehidupan kekal. Persoalan hidup tidak bisa kita hindari, tetapi kita bisa mengahadapinya bersama Tuhan kita. Optimisme hidup harus terus terbagun dalam menyikapi hidup ini ini. Kalau di tahun yang lalu mungkin kita pernah gagal, maka di tahun yang baru ini kita boleh menjadikan tahun untuk mengevaluasi. Bersama Tuhan, kita berpikir dan bertindak optimis. Kita harus kembali berkerja keras dan cerdas, berdisiplin dan ber-tanggungjawab. Sikap ini akan menjadikan kita menjalani hidup dengan iman dan etos kerja yang berjuang untuk meraih apa yang kita cita-citakan, merebut apa yang kita rindukan dan dambakan. Sikap hidup ini akan mendorong kita untuk merebut peluang-peluang yang yang ada. Itulah yang yang diharapkan bahwa kita sedang berupaya untuk hidup yang menata sesuai Kerajaan Allah. Marilah kita meyakini, hidup kita akan berubah, kita akan menjadi orang yang menghormati dan bertanggungjawab kepada Tuhan dan kalau kita menjadi orang-orang yang sukses atas apa yang kita cita-citakan, kita mau pakai kesuksesan itu untuk memuliakan Tuhan, memberkati sesama kita dan akhirnya semua kerja keras dan cerdas kita, berdisiplin dan bertanggungjawab akan memberi pengharapan kita pada hidup yang sesungguhnya, itulah hidup yang kekal di langit yang baru dan bumi yang baru, kota yang kudus, Yerusalem baru. Sekali lagi selamat memasuki Tahu Baru, selamat berjuang dalam Yesus Kristus. Amin.