Sabtu, 30 Desember 2017

Renungan Akhir Tahun

Khotbah Malam Akhir Tahun

TEMA : “Intropeksi dan Retrospeksi” Bacaan Alkitab : Mazmur 139:13-24


Saudara-saudara yang kekasih,
Patut disyukuri kepada Tuhan untuk semua kebaikan-Nya bagi kita umat yang percaya, di mana hari ini kita boleh berada pada penghujung tahun 2017. Ada banyak hal yang telah kita saksikan, ada banyak hal yang telah kita lewati :baik suka maupun duka, saat gembira maupun penuh pergumulan dating silih berganti. Semuanya berjalan seirng dengan perkembangan waktu. Tidak ada satupun yang dapat dilewati tanpa ada dalam pandangan Allah. Sebab, waktu dan kesempatan adalah pemberian Allah yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian kita telah menghargai Allah, tanpa mengabaikan kehendak dan kekuasaan-Nya sebagai pemilik kehidupan ini.

Ungkapan syair lagu “tiap langkahku di atur oleh Tuhan dantangan kasih-Nya membimbingku” adalah pengakuan yang sungguh atas semua penyertaan Tuhan bagi manusia. Pengakuan inilah yang kita sebut iman. Iman yang dimiliki harus disertai dengan perbuatan, karena Tuhan mengenal kita lebih dari apa yang kita pikirkan. Dengan iman kepada Allah, kita dapat menyampaikan keluh kesah kita dihadapan-Nya dalam bentuk permohonan doa. Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Doa menjadikan hubungan kita dengan Tuhan semakin sempurna.

Dalam bacaan kita hari ini, Pemazmur mengungkapkan doanya dihadapan Allah yang MahaTahu. Pada ayat 1-3 dalam Mazmur 139 “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi”. Tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah terhadap apa yang dilakukan dan dialami oleh manusia. Manusia bias mengelak terhadap sesamanya dan berusaha menyembunyikan, namun tidak bagi TUHAN, Ia tahu setiap gerak gerik kita manusia. Karena itu tema kita hari ini adalah Introspeksi dan Retrospeksi. Introspeksi berasal dari kata “intro” yang artinya kedalam dan “spectare” artinya melihat, jadi introspeksia dalah melihat kedalam. Sedang kanretrospeksi di ambil dari dua kata retro: Kembali dan Spectare: Melihat. Jadi retrospeksi adalah melihat kembali. Melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, sebab apa yang diselidiki itu adalah apa yang terjadi bukan apa yang sedang terjadi di dalam dirinya. Dengan demikian, yang perlu kita pahami bahwa introspeksi dan retrospeksi adalah tindakan yang mampu melihat ke dalam dan melihat kembali.

Mampu melihat kedalam artinya terbuka dihadapan Allah untuk semua yang telah kita alami dan lalui. Karena Allah yang menciptakan kita, Allah pula yang mengenal kita umat-Nya. Kitapun diajar untuk mengevalusi diri kita terhadap apa yang telah kita lakukan sepanjang kehidupan ini. Peristiwa menge-nang perjalanan hidup mulai dari buhan Januari hingga penghujung tahun ini adalah merupakan suatu peristiwa bersejarah yang tidak begitu saja kita lupakan. Banyak hal yang telah kita jumpai, banyak kenangan yang tidak muda dilupakan, apalagi bagi orang-orang yang kita cintai.
Pemazmur mengungkapkan rasa syukur yang dasyat untuk semua peristiwa yang dialaminya bersama dengan TUHAN. “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”(Maz 139:14). Ungkapan ini juga menjadi bagian kita orang yang percaya dalam kita mengevaluasi kembali apa yang telah kita alami bersama dengan Tuhan. Karena itu tidak ada satu pun manusia yang terluput dari pengawasan Allah dengan apa yang telah diperbuatnya.

Bila kita sadar bahwa hidup kita ini selalu dalam penga-wasan Tuhan, masihkah kita berani untuk melakuka perbuatan-perbuatan dosa? Selama ini kita begitu gampangnya membi-carakan kejelekan-kejelekan orang lain, mencemooh para ham-ba Tuhan, mendendam, mengumpat atau merancangkan keja-hatan terhadap orang lain dan sebagainya, padahal… tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi dihadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggunganjawab (Ibrani 4:13).
Bila segala hal akan kita pertanggunganjawabkan kepada Tuhan di depan takhta pengadilan-Nya kelak, masihkah kita ogah-ogahan atau asal-asalan di dalam kita menjalankan peran kita masing-masing? Masihkah kita baru mau melayani Tuhan dengan giat kalau kita dipuji orang lain? Masihkah kita ngambek dari pelayanan bila hati kita sedang jengkel terhadap rekan yang tidak menghargai pelayanan dan pengorbanan kita? Atau kita lebih suka menghabiskan waktu untuk perkara-perkara dunia ini, daripada berkorban untuk Tuhan? Ingat, tiidak ada satu sudut pun dalam kehidupan kita ini yang berada diluar pengetahuan Tuhan!

Puji Tuhan! Hari ini kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk memulai sebuah lembaran hidup yang baru, yang kita tulis dengan tinta emas, kisah-kisah yang manis, menjadi berkat bagi orang lain dengan terlebih lagi menyenangkan Tuhan. Dan bila saat ini kita berada dalam kondisi yang tidak baik; dalam kesendirian, menderita karena sakit, diabaikan dan dipandang sebelah mata oleh orang lain, ingatlah bahwa Tuhan hadir di sana. Jangan biarkan beratnya penderitaan itu melumpuhkan kepekaan hati kita terhadap keberadaan Tuhan didalam kehi-dupan kita. Ubahlah sikap pesemis menjadi sikap otimis, sambil benar-benar mengawasi setiap perkataan dan perbuatan kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk larut di dunia ini, Karena tangan Tuhan senantiasa terbuka untuk memeluk kita.
Sikap introspeksi diri dan retrospeksi sangat jelas bagi kita saat ini, dimana perlu ada keterbukaan diri dan kepasrahan kepada Allah terhadap apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita kerjakan. “Selidikilah aku ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku dijalan yang kekal” (Mazmur 139:23-24). Sebagai orang percaya kita harus bergantung sepenuhnya bagi Tuhan bukan pada kemampuan diri kita sendiri. Tidak ada yang hebat dalam hidup ini, selain kesem-patan dan anugerah yang Tuhan berikan bagi kita untuk dapat berkarya dan melayani.

Kita semua sadar, hari ini adalah akhir periode pelayanan yang telah kita lakukan kurang lebih empat tahun. Banyak hal yang telah kita kerjakan, banyak hal yang telah kita buat bagi pekerjaan Tuhan dan bagi kemuliaan nama-Nya. Ada banyak motivasi baru dalam kerja pelayanan selanjutnya diperiode yang baru ini. Kita harus tetap percaya bahwa ada Tuhan yang akan menolong kita dalam mengerjakan apa yang Ia kehendaki dalam pekerjaan Tuhan ini. Jangan menyerah pada keadaan tetapi percaya Tuhan pasti menolong kita. Harapan yang harus kita tanam dalam hati adalah melayani, bekerja dan hidup sesuai kehendak Tuhan akan mendatangkan berkat yang melimpah dalam kehidupan kita. Selamat berkarya dan selamat menikmati tahun yang baru bersama dengan Tuhan Yesus Kristus pemilik hidup ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar