Kamis, 27 Desember 2018

Renungan Pagi, 28 Desember 2018


Jumat, 28 Desember 2018
Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Ketika Tuhan di dalam kemurahan-Nya lewat dan melihat kita di dalam darah kita, Dia pertama-tama berbicara, “Hiduplah;” dan inilah yang dilakukan-Nya pertama-tama, karena hidup adalah salah satu hal yang paling utama di dalam hal-hal rohani, dan sebelum hidup diberikan, kita tidak mampu mengambil bagian di dalam hal-hal kerajaan. Nah, hidup yang dianugerahkan kepada orang-orang kudus saat mereka dihidupkan tidak lain adalah hidupnya Kristus, yang, seperti getah batang pohon, mengalir kepada kita, ranting-ranting-Nya, dan membentuk sambungan hidup antara jiwa kita dan Yesus. Iman adalah anugerah yang merasakan persatuan ini, sebagai buah sulung yang keluar dari persatuan tersebut. Itulah leher yang menghubungkan tubuh Jemaat dengan Kepalanya yang maha mulia.
    “Oh Iman! Engkau yang terikat dalam persatuan dengan Tuhan,
    Bukankah memang ini jabatanmu? dan sebutanmu yang layak,
    dalam penggunaannya dalam tipologi injil,
    Dan simbol yang cocok — yaitu leher jemaat;
    yang menunjukkan identitas mereka dalam kehendak dan karya
    Naikkah bersama-sama dengan Dia?
Iman berpegang pada Tuhan Yesus dengan genggaman yang kuat dan tegas. Iman mengetahui keunggulan dan nilai-Nya, dan tidak ada pencobaan yang bisa membuatnya menaruh kepercayaannya di tempat lain; dan Yesus Kristus begitu berkenan akan anugerah sorgawi ini, sehingga Dia tidak pernah berhenti menguatkan dengan pelukan-Nya yang penuh cinta kasih dan topangan lengan kekal-Nya yang serba cukup. Maka di sini dibangun sebuah persatuan yang hidup, peka, dan bergemar, yang menyemburkan cucuran kasih, keyakinan, simpati, kepuasan, dan sukacita, yang baik pengantin wanita maupun Pengantin Pria suka meminumnya. Ketika jiwa dapat secara jelas merasakan kesatuan antara dirinya dan Kristus ini, keduanya dapat merasakan debar jantung yang berdetak, dan satu aliran darah yang mengalir melalui pembuluh masing-masing. Ketika itu hati berada dekat dengan surga seperti dengan bumi, dan dipersiapkan untuk menerima persekutuan yang paling agung dan rohani.

Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 10-12 
 https://liriklagunnbt.blogspot.com/2018/12/bacaan-alkitab-setahun-28-desember.html
------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar