Jumat, 28 Desember 2018
Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Ketika
Tuhan di dalam kemurahan-Nya lewat dan melihat kita di dalam darah
kita, Dia pertama-tama berbicara, “Hiduplah;” dan inilah yang
dilakukan-Nya pertama-tama, karena hidup adalah salah satu hal
yang paling utama di dalam hal-hal rohani, dan sebelum hidup diberikan,
kita tidak mampu mengambil bagian di dalam hal-hal kerajaan. Nah, hidup
yang dianugerahkan kepada orang-orang kudus saat mereka dihidupkan tidak
lain adalah hidupnya Kristus, yang, seperti getah batang pohon,
mengalir kepada kita, ranting-ranting-Nya, dan membentuk sambungan hidup
antara jiwa kita dan Yesus. Iman adalah anugerah yang merasakan
persatuan ini, sebagai buah sulung yang keluar dari persatuan tersebut.
Itulah leher yang menghubungkan tubuh Jemaat dengan Kepalanya yang maha
mulia.
“Oh Iman! Engkau yang terikat dalam persatuan dengan Tuhan,
Bukankah memang ini jabatanmu? dan sebutanmu yang layak,
dalam penggunaannya dalam tipologi injil,
Dan simbol yang cocok — yaitu leher jemaat;
yang menunjukkan identitas mereka dalam kehendak dan karya
Naikkah bersama-sama dengan Dia?
Iman
berpegang pada Tuhan Yesus dengan genggaman yang kuat dan tegas. Iman
mengetahui keunggulan dan nilai-Nya, dan tidak ada pencobaan yang bisa
membuatnya menaruh kepercayaannya di tempat lain; dan Yesus Kristus
begitu berkenan akan anugerah sorgawi ini, sehingga Dia tidak pernah
berhenti menguatkan dengan pelukan-Nya yang penuh cinta kasih dan
topangan lengan kekal-Nya yang serba cukup. Maka di sini dibangun sebuah
persatuan yang hidup, peka, dan bergemar, yang menyemburkan cucuran
kasih, keyakinan, simpati, kepuasan, dan sukacita, yang baik pengantin
wanita maupun Pengantin Pria suka meminumnya. Ketika jiwa dapat secara
jelas merasakan kesatuan antara dirinya dan Kristus ini, keduanya dapat
merasakan debar jantung yang berdetak, dan satu aliran darah yang
mengalir melalui pembuluh masing-masing. Ketika itu hati berada dekat
dengan surga seperti dengan bumi, dan dipersiapkan untuk menerima
persekutuan yang paling agung dan rohani.
Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 10-12
Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 10-12
https://liriklagunnbt.blogspot.com/2018/12/bacaan-alkitab-setahun-28-desember.html
------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar