Khotbah Permulaan Tahun (1) 1 Januari 2019
TEMA:“Jangan Takut Aku Bersamamu”
BACAAN ALKITAB: Kejadian 26:23-25
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.
Kita bersyukur karena baru saja kita meninggalkan tahun 2018 atas
pertolongan dan kasih sayang Tuhan sehingga kita sudah berada di tahun
baru 2019. Kita percaya bahwa tahun 2018 ada begitu banyak pengalaman
yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Namun suatu hal yang
pasti bahwa Tuhan telah menyertai perjalanan hidup kita pada tahun yang
sudah lewat. Harus diakui bahwa sering kali kita merasa takut dan cemas
dalam meng-hadapi berbagai persoalan hidup. Ketakutan itu dapat
disebabkan oleh karena pergumulan dan masalah ekonomi ataupun kesehatan
yang dihadapi oleh pribadi dan keluarga. Tapi sebagai orang yang beriman
kepada Tuhan yang Mahakuasa kita tetap menyakini bahwa Dia bersama
dengan kita dalam memasuki tahun baru.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan
Cerita ini tentang Ishak yang telah melewati tantangan dan pergumunan
ketika ia berhadapan dengan Abimelek raja orang Filistin. Saat itu
keluarga Abraham mengalami kelaparan sehingga tidak ada pilihan untuk
mencari makan di Gerar. Dengan berbagai cara yang ditempuh oleh Ishak
supaya mendapatkan perhatian dari Abimelek, maka dengan senang hati
Ambilek memberikan peluang kepada Ishak untuk menabur dan bertenak
sehingga ia menjadi sangat kaya. Hal ini menimbulkan kecemburuan antara
gembala-gembala Gerar dan para gembala Ishak. Orang-orang Filistin
merasa tidak senang atas keberhasilan dari Ishak, sampai-sampai sumur
yang digali oleh Ishak dengan kualitas air minum yang baik ditutupi
oleh mereka yang pada akhirnya Ishak berpindah tempat. Ishak menyuruh
mengali sumur kembali. Tetapi jika gembala-gembala Ishak menggali sumur
baru, terjadilah perselisihan antara gembala-gembala Ishak dan
gembala-gembala Gerar. Tetapi Ishak tidak mau berselisih. Jika ia telah
menggali sumur, dan gembala-gembala Gerar mau mengambilnya, maka Ishak
memberikannya saja. Akhirnya Ishak menggali sumur di Rehobot dan menetap
di sana yang merupakan tempat yang nyaman karena mereka tidak
bertengkar lagi karena ‘Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada
gembala-gemala Ishak dan keluarga Ishak sendiri untuk dapat
melangsungkan keturunanan mereka.
Selanjutnya dalam ayat 23 mereka berpindah tempat lagi untuk ke
Bersyeba suatu tempat dengan sumur perjanjian damai dan Ishak
melanjutkan aktifitas yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa
kehidupan Ishak bersifat penggembara. Sementara bergerak mendekati
Bersyeba, Ishak memperoleh penyataaan khusus dari Tuhan bahwa dia akan
menikmati berkat yang luar biasa dan berkesinambungan. Ayat 24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakan diri kepadanya serta berfirman:
Hal ini bermaksud bahwa Allah tidak terikat kepada tempat atau daerah,
melainkan Allah mengikat diri-Nya kepada pribadi Ishak, karena janji-Nya
kepada Abraham. Setelah Ishak tiba di suatu tempat yang baru dan asing,
Allah juga telah berada di sana dan mempertemukan diri-Nya dengan Ishak
melalui wahyu atau penampakan-Nya. Akulah Allah ayahmu Abraham; jangan takut, sebab Aku menyertai engkau dan memberkati engaku.
Allah memperlihatkan diri kepada Ishak dengan memperdengarkan
firman-Nya. Walaupun Ishak berada di tempat yang baru itu, namun Allah
yang berbicara dengan dia. Ia adalah Allah Abraham, ayah Ishak. Allah
mulai menggenapi janji-Nya yang mempunyai rencana penyelamatan. Karena
itu Ishak tak perlu takut karena Allah, melindungi dan menolong setiap
langkahnya. Selanjutnya .. dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu.
Hal ini mempunyai makna bahwa Allah Ishak yang telah mengadakan
perjanjian sejak Abraham dan keturunannya akan menjadi sangat banyak
seperti bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.
Penguaatan ini memberikan jaminan kepada Ishak supaya tidak perlu takut
menjalani hidup. Sebagai ungkapan imannya kepada Tuhan maka sebelum ia
memulai kegiatannya, ia mendirikan Mezbah sebagai tempat untuk
memangil nama Tuhan. Betapa penting hubungan Ishak dengan Tuhan Allah
yang telah menampakan diri-Nya kepadanya. Mezbah sebagai tanda bahwa
Tuhan Allah hadir dalam kehidupan Ishak dan para gembalanya. Ia pun
memasang kemah sebagai tempat berteduh. Setelah selesai semuanya ini
maka hamba-hambanya mengali sumur untuk mendapatkan kebutuhan air minum.
Ishak harus belajar hidup dengan janji-janji Allah. Bagian yang penting
dari janji itu adalah hubungan pribadi dengan Allah, sebab Allah akan
menyertainya.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Kita sudah berada di tahun 2019 sebagai tahun rahmat Tuhan bagi
gereja dan jemaat-Nya. Memang dapat saja kita sebagai orang percaya
merasa takut dan kuatir menghadapi masa depan seperti pekerjaan kita,
rencana keluarga atau program yang gereja yang akan kita jalani di tahun
baru ini, namun janganlah takut karena Tuhan bersama dengan kita
untuk menjalankan tugas dan panggilan yang Tuhan sudah percayakan kepada
kita. Kita bertekad untuk rajin beribadah setiap minggu sesuai yang
sudah diatur oleh gereja kita. Tetaplah mendengarkan pengajaran Firman
Tuhan sesuai kesaksian Alkitab. Juga sebagaimana Abimelek mau datang
untuk berdamai dengan Ishak dengan rendah hati untuk mengakui kesalahan
dengan meminta maaf. Kalau ada seorang musuh yang ingin berdamai dengan
saudara, sekalipun ia tidak mau mengakui kesalahan/minta maaf maka
saudara harus berdamai. Kita harus berjuang untuk lebih giat dan rajin
dalam berusaha untuk mendapatkan rejeki/uang untuk kebutuhan keluarga
dan sebagian dalam bentuk memberi persembahan persepuluhan untuk
mezbah Tuhan dan Gereja. Ishak mengalami beberapa kegagalan untuk
menggali sumur karena diganggu oleh orang Filistin tetapi dia tidak
putus asa dan kecewa sebab Tuhan berserta dengan dia. Begitu juga kita
walaupun mengalami tantangan atau gagal sekalipun, kita tidak perlu
kuatir karena setiap perjuangan pasti ada hasilnya dikemudian hari. Kita
ternyata tidak hanya mengumpulkan harta di dunia, tetapi kita juga
mengumpulkan harta sorgawi, sambil berharap kita semua ber-bahagia dan
mendapatkan hidup yang kekal dalam Kerajaan Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar