Senin, 31 Desember 2018

Renungan

Khotbah Permulaan Tahun (1) 1 Januari 2019

TEMA:Jangan Takut Aku Bersamamu”
BACAAN ALKITAB: Kejadian 26:23-25
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.
Kita bersyukur karena  baru  saja kita meninggalkan tahun 2018 atas pertolongan dan kasih sayang Tuhan sehingga kita sudah  berada di tahun baru 2019. Kita percaya bahwa tahun 2018 ada begitu banyak pengalaman yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Namun  suatu hal yang pasti bahwa Tuhan telah menyertai perjalanan hidup kita pada tahun yang sudah lewat. Harus diakui bahwa sering kali kita merasa takut dan cemas dalam meng-hadapi berbagai persoalan hidup. Ketakutan itu dapat disebabkan oleh karena pergumulan dan masalah ekonomi ataupun kesehatan yang dihadapi oleh pribadi dan keluarga. Tapi sebagai orang yang beriman kepada Tuhan yang Mahakuasa kita tetap menyakini bahwa Dia bersama dengan kita dalam memasuki tahun baru.
 Saudara-saudara yang diberkati Tuhan
Cerita ini tentang Ishak yang telah melewati tantangan dan pergumunan ketika ia berhadapan dengan Abimelek raja orang Filistin. Saat itu keluarga Abraham mengalami kelaparan sehingga tidak ada pilihan untuk mencari makan di Gerar. Dengan berbagai cara yang ditempuh oleh Ishak  supaya mendapatkan perhatian dari Abimelek, maka dengan senang hati Ambilek memberikan peluang kepada Ishak untuk menabur dan bertenak sehingga ia menjadi sangat kaya. Hal ini menimbulkan kecemburuan antara gembala-gembala Gerar dan para gembala Ishak. Orang-orang Filistin merasa tidak senang atas keberhasilan dari Ishak, sampai-sampai sumur yang digali oleh Ishak  dengan kualitas air  minum yang baik ditutupi oleh mereka yang pada akhirnya Ishak berpindah tempat. Ishak menyuruh mengali sumur kembali. Tetapi jika gembala-gembala Ishak menggali sumur baru, terjadilah perselisihan antara gembala-gembala Ishak dan gembala-gembala Gerar. Tetapi Ishak tidak mau berselisih. Jika ia telah menggali sumur, dan gembala-gembala Gerar mau mengambilnya, maka Ishak memberikannya saja. Akhirnya Ishak menggali sumur di Rehobot dan menetap di sana yang merupakan tempat yang nyaman karena mereka tidak bertengkar lagi karena ‘Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada gembala-gemala Ishak dan keluarga Ishak sendiri untuk dapat melangsungkan keturunanan mereka.
Selanjutnya dalam ayat 23 mereka berpindah tempat lagi untuk ke Bersyeba suatu tempat dengan sumur perjanjian damai dan  Ishak melanjutkan aktifitas yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan Ishak bersifat penggembara. Sementara bergerak mendekati Bersyeba, Ishak memperoleh penyataaan khusus dari Tuhan bahwa dia akan menikmati berkat yang luar biasa dan berkesinambungan. Ayat 24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakan diri kepadanya serta berfirman: Hal ini bermaksud bahwa Allah tidak terikat kepada tempat atau daerah, melainkan Allah mengikat diri-Nya kepada pribadi Ishak, karena janji-Nya kepada Abraham. Setelah Ishak tiba di suatu tempat yang baru dan asing, Allah juga telah berada di sana dan mempertemukan diri-Nya dengan Ishak melalui wahyu atau penampakan-Nya. Akulah Allah ayahmu Abraham;  jangan takut, sebab Aku menyertai engkau dan memberkati engaku. Allah memperlihatkan diri kepada Ishak dengan memperdengarkan firman-Nya. Walaupun Ishak berada di tempat yang baru itu, namun Allah yang berbicara dengan dia. Ia adalah Allah Abraham, ayah Ishak. Allah mulai menggenapi janji-Nya yang mempunyai rencana penyelamatan. Karena itu Ishak tak perlu takut karena Allah, melindungi dan menolong setiap langkahnya. Selanjutnya .. dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu. Hal ini mempunyai makna bahwa Allah Ishak yang telah mengadakan perjanjian sejak Abraham dan keturunannya akan menjadi sangat banyak seperti bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Penguaatan ini memberikan jaminan kepada Ishak supaya tidak perlu takut menjalani hidup. Sebagai ungkapan imannya kepada Tuhan maka  sebelum ia  memulai kegiatannya,  ia mendirikan Mezbah sebagai tempat untuk memangil nama Tuhan. Betapa penting hubungan Ishak dengan Tuhan Allah yang telah menampakan diri-Nya kepadanya. Mezbah sebagai tanda bahwa Tuhan Allah hadir dalam kehidupan Ishak dan para gembalanya. Ia pun memasang kemah sebagai tempat berteduh. Setelah selesai semuanya ini maka hamba-hambanya mengali sumur untuk mendapatkan kebutuhan air minum. Ishak harus belajar hidup dengan janji-janji Allah. Bagian yang penting dari janji itu adalah hubungan pribadi dengan Allah, sebab Allah akan menyertainya.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Kita sudah berada di tahun 2019 sebagai tahun rahmat Tuhan bagi gereja dan jemaat-Nya. Memang dapat saja kita sebagai orang percaya merasa takut dan kuatir  menghadapi  masa depan seperti pekerjaan kita, rencana keluarga atau program yang gereja yang akan kita jalani di tahun baru ini,  namun  janganlah  takut karena Tuhan bersama dengan kita untuk menjalankan tugas dan panggilan yang Tuhan sudah percayakan kepada kita. Kita bertekad untuk rajin beribadah setiap  minggu sesuai yang sudah diatur oleh gereja kita. Tetaplah mendengarkan pengajaran Firman Tuhan sesuai kesaksian Alkitab. Juga sebagaimana Abimelek mau datang untuk berdamai dengan Ishak dengan rendah hati untuk mengakui kesalahan dengan meminta maaf. Kalau ada seorang musuh yang ingin berdamai dengan saudara, sekalipun ia tidak mau mengakui kesalahan/minta maaf maka saudara harus berdamai. Kita harus berjuang untuk   lebih giat dan rajin dalam berusaha untuk mendapatkan rejeki/uang  untuk kebutuhan keluarga dan sebagian dalam bentuk memberi persembahan persepuluhan  untuk mezbah  Tuhan dan Gereja. Ishak mengalami beberapa kegagalan untuk menggali sumur karena diganggu oleh orang Filistin  tetapi dia tidak putus asa dan kecewa sebab Tuhan berserta dengan dia. Begitu juga kita walaupun mengalami tantangan  atau gagal sekalipun, kita tidak  perlu kuatir karena setiap perjuangan pasti ada hasilnya dikemudian hari. Kita ternyata tidak hanya mengumpulkan harta di dunia, tetapi kita juga mengumpulkan harta sorgawi, sambil berharap kita semua ber-bahagia dan mendapatkan hidup yang kekal dalam Kerajaan Allah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar