Selasa, 17 September 2013

Kepekaan sosial adalah bagaian dari beriman


Nehemia 5 : 1 - 4
5:1. Maka terdengarlah keluhan yang keras dari rakyat dan juga dari pihak para isteri terhadap sesama orang Yahudi.
5:2 Ada yang berteriak: "Anak laki-laki dan anak perempuan kami banyak dan kami harus mendapat gandum, supaya kami dapat makan dan hidup."
5:3 Dan ada yang berteriak: "Ladang dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat gandum pada waktu kelaparan."
5:4 Juga ada yang berteriak: "Kami harus meminjam uang untuk membayar pajak yang dikenakan raja atas ladang dan kebun anggur kami.

Keadaan yang sangat sulit yang dihadapi oleh umat Allah, telah menyebabkan terdengarnya keluhan yang keras. Ada yang beteriak karena kelaparan, karena harus membayar pajak kepada penguasa sehingga harus meminjam uang, harus menggadaikan kebun dan rumah. Realitas seperti  ini, sering juga kita jumpai sekarang. Jika kita hanya diam dan tidak mau berbuat apa-apa rasanya hidup ini akan menjadi kosong dan hampa. Karena itu dibutuhkan sebuah dorongan untuk dapat berbuat sesuatu yang dinyatakan dalam sebuah tindakan. Jika demikian, maka itu berarti kita masih memiliki kepekaan sosial dalam hal ini keberpihakan terhadap yang lemah.
Sikap kepekaan sosial merupakan sebuah penggilan beriman. Karena itu, sebagai keluarga Kristen, kita selalu dipanggil untuk tidak hanya berdiam diri dalam melihat berbagai persoalan sosial yang terjadi di tengah masyarakat sebagai aktibat dari apakah itu karena tindakan semena-mena dari sesama, ataukah karena perlakuan tidak adil dari mereka yang berkuasa (elit), tetapi kita harus berani untuk melakukan sesuatu yang nyata seperti membantu mereka yang lemah, member makan mereka yang lapar, dan menciptakan lapangan kerja. Amin

Doa : Tuhan Yesus, mampukan kami untuk memiliki sikap kepekaan terhadap berbagai persoalan yang terjadi di sekitar kami. Ingatkan kami bahwa sikap kepekaan adalah sebuah panggilan iman. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar