TEMA : “Kasih Setia Tuhan di Sepanjang Kehidupan”
Bacaan Alkitab : Mazmur 106:1-12
Bacaan Alkitab : Mazmur 106:1-12
Salam Sejahtera,
Ibarat mengadakan suatu perjalanan maka
hari ini kita telah tiba pada akhir dari satu perjalanan panjang di
tahun ini. Selama tiga ratus enam puluh lima hari telah kita lalui
dengan berbagai macam warna kehidupan, ada yang manis, menggembirakan,
ada keberhasilan, kesuksesan, tetapi ada juga yang pahit dan tidak
menyenangkan. Kita meyakini bahwa semua yang telah dijalani bukan karena
kemampuan kita tetapi justru oleh Kasih setia Tuhan (Ibr = checed, kheh’-sed). Dialah yang telah menopang dan menyertai kita di sepanjang perjalanan hidup ini.
Momen akhir tahun ini, mari kita jadikan suatu kesempatan untuk mengevaluasi diri dengan melihat ke belakang (retrospeksi)
hari-hari yang telah kita lalui. Bagaikan berada di neraca timbang
kehidupan, kita boleh mengukur dan menilai; manakah timbangan terberat:
apakah kebaikan atau keburukan, kebenaran atau kesalahan, keber-hasilan
atau kegagalan. Kitalah yang paling tahu mencermati dan menilai
beratnya timbangan hidup kita. Dari hasil meng-evaluasi timbangan
kehidupan, maka saat ini kita jadikan momen yang strategis untuk
membangun tekad atau komit-men menata kehidupan di tahun yang baru.
Jika demikian, kita menjadi orang yang
lebih bijak dalam menyikapi dan mengantisipasi perjalanan hidup di tahun
yang baru. Dengan kerinduan dan harapan untuk tidak mau lagi mengulang
kesalahan dan kegagalan di tahun yang lalu. Inilah langkah awal; “starting point”; bahwa kita mau belajar dari masa lalu untuk membangun masa kini dan menyongsong masa depan yang lebih baik.
Kita memang tak dapat mengubah masa lalu,
tetapi kita dapat membangun masa kini lebih baik dari dari masa lalu
serta menyambut masa depan yang penuh harapan. Tentunya bukan karena
kepandaian dan kekuatan kita, melainkan oleh kasih setia Tuhan, sekali
lagi hanya karena Tuhan bukan karena kita.
Contoh yang baik mengevaluasi hidup adalah dengan belajar dari sejarah hidup umat perjanjian lama. ”Abraham Lincoln berkata, one cannot escape history, orang tidak dapat meninggalkan sejarah. Hal yang sama disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, Soekarno: “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”
Setiap orang adalah produk masyarakat dan masyarakat adalah produk masa
lampau, ialah produk sejarah. Dengan mempelajari sejarah kita akan
mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan masyarakat masa
lampau untuk kemudian memperbaiki masa depan.
Bangsa Israel gagal untuk belajar dari masa
lalu, gagal belajar dari sejarah. Berulang kali mereka mengalami kasih
setia Tuhan dan pemeliharaan-Nya yang tak berkesudahan. Sayangnya umat
tak meresponi kasih setia Tuhan dengan hidup sesuai kehendak-Nya. Mereka
tidak mengerti per-buatan-perbuatan ajaib Tuhan dan tidak ingat
besarnya Kasih setia-Nya. Itulah sebabnya berulang kali mereka
memberontak dari hadapan Tuhan.
Mazmur 106 ini diawali dengan ajakan
pemazmur untuk bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik. Kebaikan Tuhan
berlaku selama-lamanya. Pernyataan ini menegaskan bahwa kasih setia
Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan berlaku dalam segala situasi. Hal
ini juga berarti bahwa kebaikan Tuhan tidak bergantung pada manusia,
melainkan keberpihakkan Allah bagi umat-Nya. Kendati umat berulang kali
menikmati kebaikan Tuhan dan berkali-kali gagal untuk meresponi
kebaikan-Nya, kasih setia Tuhan tidak pernah berubah.
Pemazmur berdoa agar Tuhan mengingat dan
mem-perhatikannya, bukan karena kebaikannya melainkan karena semuanya
bergantung pada Tuhan; demi kemurahan terha-dap umat-Mu dan keselamatan
dari pada-Mu. Pemahaman yang membingkai doa ini terpola pada pemahaman
yang inklusif; yaitu melihat kebaikan Tuhan pada orang pilihan-Nya,
bersukacita dan bermegah bersama umat milik Tuhan, yaitu umat
ciptaan-Nya. Meneladani pemazmur, kita diajak untuk mengutamakan
kebersamaan, menikmati sukacita dan berkat dalam suatu persekutuan umat
pilihan tetapi selalu terajak untuk bersyafaat bagi orang lain. Sering
kita mengakhiri tahun bukan dalam persekutuan orang percaya di gereja,
melainkan di tempat pesta, pub dan kumpulan orang yang berhura-hura
sambil mabuk-mabukkan.
Doa pemazmur ini memang berbeda dengan doa
kita, kita ingin berkat Tuhan hanya untuk keluarga, kelompok, bahkan
diri kita sendiri. Keinginan hati seperti ini adalah awal dari suatu
tindakan yang merugikan dan merusak. Bukankah perayaan ini masih
diwarnai dengan pemuasan keinginan diri serta upaya untuk menunjukkan
bahwa kita lebih dari yang lain. Itulah sebabnya kita harus berdoa
layaknya pemazmur yang mengakui bahwa kami dan nenek moyang kami telah
berbuat dosa, bersalah, dan berbuat fasik.
Perbuatan Tuhan berbanding terbalik dengan
perbuatan umat-Nya, Ia menyelamatkan mereka dari tangan pembenci dan
musuh, sehingga dapat melintasi samudera raya. Pengalaman dahsyat ini
membuat mereka percaya pada Firman-Nya dan menyanyikan pujian kepada-Nya
Memasuki tahun baru, kita terajak untuk
tidak pernah melupakan perbuatan dahsyat Tuhan. Janganlah menjadi orang
yang pura-pura lupa atau sengaja tidak mau mengingat kasih setia Tuhan.
Kebaikan Tuhan harus terpatri di hati kita dan tugas kita untuk
menceritakan dan mengajarkan ber-ulang-ulang tentang kasih setia Tuhan.
Dapat juga melalui suatu peristiwa monumental (peringatan pada sesuatu
yang agung) sebagai wujud ucapan syukur kepada-Nya.
Kasih setia Tuhan tidak sekedar diceritakan
dan dirayakan tapi juga diwujudkan. Orang percaya yang mengalami kasih
setia Tuhan harus hidup dalam kasih setia .
Kasih setia adalah dua hal yang berbeda
namun menyatu dalam tindakan iman. Kasih tanpa kesetiaan ibarat
fatamorgana, indah dipandang, namun akan segera hilang. Kesetiaan tanpa
adalah kasih hanyalah ketaatan yang hampa, hidup yang dipenuhi dengan
kewajiban belaka. Mewujudkan kasih setia kita tidak boleh dipaketkan
dengan materi, “kalau ada doi, baku sayang mar kalo nda ada doi bakalae”, melainkan satu paket dengan ketulusan dan ucapan syukur.
Kini tahun akan berganti tapi kasih setia
Tuhan berlaku sepanjang kehidupan. Itulah kiranya membuat kita
menya-nyikan pujian bagi-Nya menjemput tahun baru, karena Tuhan telah
menjamin terpeliharanya kebahagiaan dan kesejah-teraan kehidupan
umat-Nya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar