Rabu, 26 Desember 2018

Renungan

Kamis, 27 Desember 2018
Dapatkah pandan bertumbuh tinggi, kalau tidak di rawa? [Ayub 8:11]

Pandan [1] adalah tumbuhan yang berongga seperti sepon, begitu pula orang munafik, tidak ada substansi dan stabilitas padanya. Ia digoyahkan kesana kemari oleh angin, sama seperti pengikut formalisme yang mengalah pada setiap pengaruh; oleh karena alasan ini, pandan tidak rusak oleh angin ribut, demikian juga orang-orang munafik tidak memiliki kesulitan terhadap penganiayaan. Saya tidak akan secara sengaja ingin menjadi penipu atau ditipu; barangkali bacaan hari ini membantu saya untuk menguji apakah saya seorang yang munafik atau tidak. Pandan secara alami hidup dalam air, dan keberadaannya bergantung pada rawa dan kelembaban yang di dalamnya pandan berakar; andaikata rawa itu menjadi kering maka pandan itu langsung layu. Kesuburannya sangat tergantung keadaan. Persediaan air yang melimpah membuatnya bertumbuh dan kekeringan langsung merusaknya. Apakah diriku seperti ini? Apakah saya melayani Tuhan hanya pada saat keadaanku baik, atau pada saat memeluk agama memberi keuntungan dan kehormatan? Apakah saya mencintai Tuhan hanya ketika kenikmatan yang sementara diterima dari tangan-Nya? Jikalau demikian maka saya adalah seorang munafik yang hina, dan seperti pandan yang layu, saya akan binasa ketika kematian mengambil sukacita lahiriah saya. Tetapi dapatkah saya menyatakan bahwa ketika kenyamanan badaniah hanya sedikit, dan sekeliling saya telah lebih merugikan daripada menolong saya, saya akan tetap memang teguh integritas saya? Maka saya telah mengharapkan suatu kesalehan yang murni di dalam diri saya. Pandan tidak dapat tumbuh tanpa rawa, tetapi tumbuhan yang ditanam oleh tangan kanan Tuhan dapat dan akan menjadi subur, bahkan dalam musim kemarau. Orang saleh kerapkali bertumbuh paling baik ketika keadaan sekitarnya memburuk. Orang yang mengikut Kristus demi kantung uang adalah seorang Yudas; orang-orang yang mengikut demi roti dan ikan adalah anak-anak setan; tetapi orang-orang yang mengikuti-Nya berdasarkan cinta kepada-Nya adalah Yang Dikasihi-Nya. Tuhan, biarlah saya menemukan hidup di dalam-Mu, dan bukan di dalam rawa-rawa penerimaan atau keuntungan dunia.
____________________
[1] Dalam KJV, rush, semacam gelagah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar