Minggu, 23 Desember 2018

Renungan Malam Natal 24 Desember 2018

TEMA:  “Menyambut Kelahiran Yesus”
BACAAN ALKITAB : Lukas 2:1-7
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian.
Bagi orang Kristen, tanggal 24 Desember mempunyai arti dan kesibukan tersendiri karena di hari ini biasanya merupakan hari terakhir untuk mempersiapkan perayaan Natal besok harinya  tang-gal 25 Desember 2018. Misalnya persiapan makan dan minum, pakaian, pernak-pernik dan hal-hal yang berkaitan dengan kebu-tuhan perayaan Natal. Boleh dikata bahwa hari ini adalah “puncak” persiapan untuk perayaan Natal. Semua ini penting, walaupun demikian ada satu hal yang jauh lebih penting untuk dipersiapkan dan jika tidak ada persiapan ini, semua yang dipersiapkan seperti yang disebutkan tadi tidak ada artinya. Pertanyaannya persiapan apakah yang lebih penting dari persiapan lainnya? jawabannya ialah persiapan hati untuk menyambut dan merayakan kelahiran Yesus.

Pembacaan kita dari Injil Lukas 2:1-7 menceriterakan tentang bagai-mana Yusuf dan Maria menyambut kelahiran Yesus sebagaimana yang disampaikan malaikat dari Sorga bahwa Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Yesus (Lukas.1:26-38). Kelahiran Yesus terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, saat ia mengeluarkan perintah menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Pendaftaran atau sensus penduduk dimaksudkan untuk memperoleh data jumlah orang yang wajib membayar pajak dan semua orang harus dicatat di daerah asal mereka masing-masing. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem bersama Maria tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah saatnya bagi Maria untuk melahirkan, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Penyebutan palungan menunjukkan bahwa Maria melahirkan di sebuah kandang binatang karena palungan adalah tempat makan binatang peliharaan. Begitu juga keterangan kain lampin atau kain tua yang sudah tidak terpakai biasanya ditaruh di luar rumah termasuk di tempat pemeliharaan hewan. Walaupun demikian Yusuf dan Maria telah siap menerima kelahiran Yesus. Mereka telah siap menanti kelahiran Yesus. Mereka telah siap dipakai menjadi sarana lahirnya sang Juruselamat ke dalam dunia. Mereka telah siap menyambut kelahiran Yesus sekalipun harus menempuh perjalanan panjang dari Nazaret ke Yudea dan mereka telah siap menyambut kelahiran Yesus sekalipun dalam kesederhanaan di tempat yang hina sebuah palungan di kandang binatang.


Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka ada beberapa hal yang dapat kita refleksikan dalam kesiapan menyambut dan merayakan kela-hiran Yesus Kristus ke dalam dunia. Pertama, kelahiran Yesus adalah fakta sejarah bahwa Yesus lahir ke dalam dunia ketika kekaisaran Roma diperintah oleh Kaisar Agustus. Ini berarti bahwa kelahiran Yesus adalah sebuah berita yang benar-benar terjadi. Bukan berita mitos, bukan  rekaan, bukan rekayasa apalagi berita bohong. Sekali lagi kelahiran Yesus adalah fakta sejarah yang tak dapat dibantah oleh siapapun, dengan demikian sebagai orang Kristen kita tidak boleh ragu menyambut kelahiran Yesus ke dalam dunia.

Kedua, kelahiran Yesus membuktikan bahwa nubuatan para nabi adalah ya dan amin sekalipun berabad-abad lamanya adalah sebuah berita sorgawi yang dirancangkan dan dijanjikan Tuhan, bahkan berita para malaikat kepada Yusuf dan Maria membuktikan kesetiaan Tuhan pada janji-Nya. Ia berkenan memakai Yusuf dan Maria menjadi sarana perwujudan penyelamatan manusia yang dikasihi-Nya. Ini membuktikan bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia adalah Allah Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penyelamat manusia sesuai dengan rencana dan anugerah-Nya. Hal ini semakin mengo-kohkan iman kita, bahwa tidak ada Allah lain yang menyelamatkan manusia selain Dia dalam Yesus Kristus yang lahir ke dalam dunia. Mari kita puji Dia dan sambut anugerah selamat-Nya bagi kita.

Ketiga, Yusuf dan Maria menyambut kelahiran Yesus dalam kese-tiaan kepada Allah dan dalam kesetiaan cinta kasih sebagai pasangan hidup yang saling mengasihi, saling menjaga dan menguatkan; tidak mempermalukan apalagi saling menyakiti satu satu sama lain. Inilah yang mereka lakukan sekalipun berhadapan dengan berbagai pera-saan atas kehamilan yang terjadi atas kehendak Tuhan, harus berhadapan dengan apa kata orang, harus menempuh perjalanan jauh dan harus menerima kenyataan bahwa Maria harus melahirkan bukan di tempat penginapan dan harus meletakkan bayi Yesus ke dalam palungan atau tempat makanan hewan. Kesetiaan kepada Tuhan dan kesetiaan dalam hidup berkeluarga seperti inilah yang harus mewarnai hidup orang percaya dalam menyambut dan mera-yakan Natal Yesus Kristus. Jangan justru sebaliknya karena berbagai kesibukan menyambut Natal kesetiaan kepada Tuhan dan kesetiaan cinta kasih dalam keluarga mengendur sehingga terjadi mabuk-mabukan, judi, seks bebas bahkan tidak beribadah lagi karena ber-bagai kesibukan memenuhi semua kebutuhan yang bersifat lahiriah.

Keempat, kesederhanaan dalam menyambut kelahiran Yesus yang disimbolkan dengan lampin dan palungan tidak akan mengurangi cinta kasih dan maksud penyelamatan Allah bagi manusia yang dikasihi-Nya karena yang utama adalah bagaimana hidup yang menerima, taat dan setia terhadap maksud penyelamatan Tuhan. Hal ini mengingatkan kita supaya kesederhanaan dalam menyambut dan merayakan kelahiran Yesus Kristus janganlah membuat kita berkecil hati karena derajat kemuliaan manusia yang dikasihi Allah tidaklah terletak pada kelimpahan materi, tapi pada kelimpahan ketaatan dan cinta kasih kepada Allah dan sesama manusia.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka mari kita sambut dan  rayakan kelahiran Yesus dengan keteguhan Iman bahwa Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, dan mari kita hidup dalam kesetiaan kepada Allah yang diwujudkan dalam kesetiaan untuk hidup ber-sama yang saling menghidupkan dan dalam bentuk kesederhanaan. Dengan demikian persiapan kita menyambut kelahiran Yesus Kristus semakin lengkap dan sempurna. Kiranya Tuhan memampukan kita melakukan semua ini dalam tuntunan Roh-Nya yang kudus. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

 =========================

TATA IBADAH MALAM NATAL KELUARGA 

(Disertai Musik dan Renungan)


TATA IBADAH MALAM NATAL Keluarga
24 Desember
===========================================================================
PERSIAPAN
Ibadah ini dilaksanakan pada tanggal 24 Desember menjelang pukul 24.00 wita.
Menyiapkan lilin natal. 
Sementara mempersiapkan Ibadah Dengarkan dulu lagu-lagu Natal ini:

AJAKAN BERIBADAH (membaca secara berbalasan dan kepala keluarga menyalakan lilin natal)
Ayah    Hiburkanlah, hiburkanlah umatku, demikian firman Allah.
Semua           Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya.
Ibu   Ada suara yang berseru-seru, “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah dipadang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Anak-Anak   Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan, tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.”
Semua Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tanganNya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payahNya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperolehNya berjalan dihadapanNya.
Menyanyi : KJ No.454 “INDAHNYA SAAT YANG TEDUH”
Indahnya saat yang teduh menghadap takhta Bapaku
Kunaikkan doa padaNya sehingga hatiku lega
Diwaktu bimbang dan gentar jiwaku aman dan segar
Kubebas dari seteru didalam saat yang teduh


DOA
Ayah    Ya Tuhan, Engkaulah Raja dan Bapa dalam kehidupan kami. Dalam kebijaksanaanMu yang tak terselami kami memanjatkan doa ke hadiratMu. Engkau yang telah memelihara keluarga kami pada hari-hari lalu.
Ibu        Kami memuji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat umatMu. Engkau telah memindahkan kami dari gelap ke dalam terang, dari maut ke dalam hidup. Engkau telah mendamaikan kami denganMu, sehingga kami dapat hidup bersekutu denganMu.
Anak-Anak      Kini pada hari kelahiran Yesus, kuduskanlah dan perbaharuilah hidup keluarga kami, agar keluarga kami dapat menjadi terang. Di dalam nama Tuhan Yesus, Juruselamat kami. Amin.



Bacaan ALkitab: Lukas 2 : 1-7
Renungan ............


PENYALAAN LILIN NATAL KELUARGA
Penyalaan lilin Natal Keluarga (anggota keluarga menyalakan lilin-lilin natal yang diambil dari lilin yang telah dinyalakan) sambil menyanyikan pujian : KJ No.92 :1, 3 “MALAM KUDUS”
Malam kudus, sunyi senyap dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang

Malam Kudus, sunyi senyap, Kabar Baik menggegap
Bala Sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya
"Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!"
Malam kudus, sunyi senyap, kurnia dan berkat
Tercermin bagi kami terus diwajahMu ya Anak Kudus
Cinta kasih kekal, Cinta kasih kekal

DOA SYAFAAT KELUARGA
Ayah/Ibu : ……………………….
NYANYIAN PENUTUP (berdiri)
Menyanyi KJ No.119 1, 3 “HAI DUNIA GEMBIRALAH”
Hai dunia gembiralah dan sambut Rajamu dihatimu terimalah
Bersama bersyukur, bersama bersyukur, bersama-sama bersyukur

Hai dunia elukkanlah, Rajamu Penebus
Hai bumi laut, gunung lembah, bersokalah terus, bersorak-soraklah terus 

Janganlah dosa menetap di ladang dunia, sejahtera penuh berkat
Berlimpah s’lamanya, berlimpah s’lamanya, berlimpah-limpah s’lamanya


---------------------
(Sesudah itu setiap anggota keluarga saling berjabat tangan sambil mengucapkan :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar