Kesalahan terhadap segala yang dikuduskan. [Keluaran 28:38]
Bacaan Alkitab Setahun 9 Januari: Kejadia 25 - 27
Patam itu haruslah ada pada dahi Harun, dan Harun harus menanggung akibat kesalahan
terhadap segala yang dikuduskan oleh orang Israel, yakni terhadap
segala persembahan kudusnya; maka haruslah patam itu tetap ada pada
dahinya, sehingga TUHAN berkenan akan mereka.
Kata-kata
itu menyingkapkan kita dari sebuah selubung, dan merupakan sebuah
penyataan yang hebat. Jikalau kita berhenti sejenak dan melihat
pemandangan yang menyedihkan ini, kita akan mendapatkan kerendahan hati
dan manfaat darinya. Ibadah umum kita penuh kedurjanaan, termasuk
munafiknya, formalitasnya, suam-suam kukunya, tidak hormatnya,
pikirannya yang melayang-layang dan lupa melulu akan Allah, alangkah
banyaknya! Di dalam pekerjaan kita untuk Tuhan, ada pura-pura, egois,
ceroboh, malas, tidak percaya, alangkah banyaknya kecemaran! Dalam saat
teduh pribadi kita, ada kesantaian, dingin, lalai, ngantuk, dan
kekosongan, sungguh merupakan timbunan tanah mati. Bila kita melihat
dengan lebih teliti, kita akan menemukan kedurjanaan tersebut jauh lebih
besar daripada apa yang pertama kali terlihat. Dr. Payson [1], menulis
kepada saudara laki-lakinya, "Parokiku, dan juga hatiku, sangat mirip
dengan taman para pemalas; dan lebih parah lagi, aku mendapati bahwa
banyak sekali hasrat untuk menjadikan keduanya kelihatan lebih baik,
keluar dari kesombongan atau dari kesia-siaan atau dari kemalasan. Aku
melihat rumput liar menyebar di tamanku, kemudian aku menghembuskan
nafas keinginan yang kuat untuk membasmi mereka. Tapi kenapa? Apa yang
mendorong keinginan itu? Mungkin hanya supaya aku berjalan-jalan dan
mengatakan pada diriku, 'Betapa tertata rapi tamanku ini!' Ini kesombongan. Atau, agar para tetanggaku melihat dari balik tembok dan berujar, 'Alangkah tumbuh subur tamanmu!' Ini kesia-siaan.
Atau aku mungkin bertekad menghancurkan rumput liar karena aku lelah
mencabutinya. Ini kemalasan." Jadi bahkan keinginan kita akan kekudusan
pun bisa dicemari motivasi yang salah. Di bawah lempeng rumput yang
paling hijau cacing bersembunyi; kita tak perlu waktu lama menemukannya.
Pemikiran ini begitu menghibur: ketika Imam Besar menanggung kesalahan
terhadap segala yang dikuduskan, pada dahinya dikenakan kata-kata "Kudus
bagi TUHAN" [Keluaran 28:36],
apalagi ketika Yesus menanggung dosa kita, di hadapan wajah Bapa-Nya,
Dia mempertunjukkan bukan ketidakkudusan kita, melainkan kekudusan-Nya.
Oh, mohon anugerah untuk memandang Imam Besar kita yang agung dengan
mata iman!
____________________Bacaan Alkitab Setahun 9 Januari: Kejadia 25 - 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar