TEMA:“Tuhanlah Penjagamu”
BACAAN ALKITAB: Mazmur 121:1-8
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian.
Hari ini, kita telah berada dihari kedua tahun baru 2019. Semua kita
pasti akan mengatakan syukur, terimakasih kepada yang Maha Besar Tuhan,
karena kalau kita berada sebagaimana kita ada saat ini, semua bukan
karena kuat dan gagah kita. Semuanya karena kemurahan Tuhan. Amin …?.
Beri kemuliaan bagi nama Tuhan…..! Kalau kita menoleh ke belakang, ke
tahun 2018 yang lalu, pasti kita akan terperangah dan kagum atas
kebaikan dan pertolongan Tuhan. Melewati tahun yang sudah berlalu bukan
hal yang mudah. Di sana kita akan menengok ada keberhasilan tapi ada
juga kegagalan. Ada kesehatan, tapi juga kesakitan. Ada kecukupan, tapi
juga keku-rangan. Ada sukacita, tapi juga dukacita. Ada keceriaan, tapi
juga was-was, ketakutan dan kuatir dan mungkin putus asa dan lain
sebagainya. Baik itu terjadi dalam keluarga, maupun dalam hubungan
dengan jemaat, masyarakat dan bangsa.
Kini, kita sedang menatap masa depan, khususnya rentangan waktu tahun
2019 telah kita tapaki dihari yang kedua. Di tahun ini pasti ada banyak
cita-cita dan harapan yang ingin kita gapai. Ada yang akan melanjutkan
studi. Ada yang ingin bekerja. Ada yang ingin menikah, dan seterusnya.
Walaupun demikian masing-masing kita akan bertanya. Apakah yang akan
terjadi di tahun 2019 ini? Jawabannya adalah, tak seorangpun tahu. Kita
tak dapat menebak apa yang akan terjadi. Apalagi dunia terus berubah.
Politik, ekonomi, keamanan, sosial, budaya terus bergerak dengan dampak
positif dan negatifnya. Belum lagi ancaman radikalisme dan terorisme
dan bencana alam yang bisa datang dan terjadi dengan tiba-tiba.
Menghadapi semua ini, bisa saja kita kecut dan tawar hati, tidak mau
berbuat apa-apa dan pasrah saja.
Jika kita belajar dari bagian Alkitab ini, maka kita dapati bahwa
pemazmur sedang mengalami perasaan yang bimbang, ragu-ragu, rasa takut
dan kuatir ketika berhadapan dengan kemampuan diri sendiri dan realita
hidup di sekitarnya. Tapi semua itu bisa dikalahkannya dengan iman
kepada Tuhan Allah yang dia yakini merupakan sumber hidup dan
kehidupannya. Dalam mazmur ziarahnya ini, pemazmur mengungkapkan siapa
Allah dan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib
kepada orang yang berharap kepada-Nya.
Pertama, pemazmur mengungkapkan bahwa Tuhan adalah sumber
pertolongan. Ia menyebutkan “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
dari manakan akan datang pertolonganku? Gunung-gunung adalah simbol
tempat yang kokoh, kuat dan bisa menjadi tempat perlindungan terhadap
musuh. Tetapi semua itu tidak dapat menjamin. Kalau sekarang, kita bisa
katakan gunung yang kokoh itu bisa berarti jabatan, kekuaasaan, kekayaan
dan ilmu pengetahuan, termasuk keluarga dan sahabat. Tetapi semua ini
tidak menjamin keselamatan kita. Sehingga pengakuan kita harus sama
dengan pemazmur, bahwa sumber pertolongan kita adalah Tuhan, yang
menjadikan langit dan bumi. Ini menunjuk pada pegunungan Allah yang
menolong. Berarti Ia adalah Allah yang hidup yang mengenal dan hadir
dalam pergumulan umat-Nya, termasuk mengetahui, melindungi dan hadir
dalam hidup kita dengan berbagai latar pergumulan untuk menghadapi hari
esok, bukan hanya di dunia ini, tapi ketika menempuh jalan yang sukar
menuju Yerusalem sorgawi.
Kedua, pertolongan Tuhan itu nyata, bukan abstrak apalagi isapan
jempol. Pemazmur menyebutkan cara Tuhan menolong. Ia takkan membiarkan
kakimu goyah. Kaki adalah tumpuan tubuh untuk berdiri, berjalan,
berlari, bekerja dan beraktifitas atau simbol kemampuan, keseimbangan
dan kemandirian. Semua ini bisa menjadi lemah. Tetapi jika Tuhan
menolong, dalam kelemahan seseorang, Ia akan memberi kekuatan untuk
terus melangkah maju. Sungguh hal ini merupakan pendorong dan pembakar
semangat agar tetap mengharapkan pertolongan Tuhan menghadapi hari esok.
Semua ini pasti dilakukan Tuhan siang maupun malam dalam perjalanan
umat-Nya, karena Ia tidak terlelap dan tidak tertidur. Artinya,
pertolongan Tuhan tidak pernah berhenti untuk umat-Nya.
Ketiga, kekuatan apapun takkan mampu menyakiti orang yang dijaga
Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa Matahari tidak menyakiti engkau pada
waktu siang atau bulan pada waktu malam. Matahari dan bulan
mengibaratkan macam-macam bencana dan bahaya. Menurut kepercayaan dahulu
matahari dan bulan menyebabkan berbagai penyakit dan bencana. Dengan
demikian setiap orang percaya termasuk kita, akan dijaga Tuhan, termasuk
terhadap segala kecelakaan, sakit dan penyakit dan ancaman bencana
dalam perjalan hidup selanjutnya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Nyanyian ziarah dalam mazmur ini menunjukkan kekuatan iman orang
percaya yang berharap pada Tuhan. Sehingga kitapun diajak untuk tidak
ragu menghadapi hari esok. Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi
selanjutnya di tahun ini. Hanya satu hal yang kita tahu dalam keyakinan
iman. Bahwa Tuhanlah yang menjaga kita. Ia menjaga keluar masuk kita.
Baik dalam arti keluar untuk beraktivitas setiap hari dan kembali lagi
untuk beristirahat maupun dalam arti ketika kita terlahir ke dalam dunia
maupun ketika kita kembali kepada-Nya dan masuk dalam kehidupan
bersama-Nya di sorga yang kekal. Tuhan kita yang setia, yang tak pernah
terlelap, akan terus menjaga kita memasuki tahun yang baru ini. Selamat
Tahun baru dan selamat menikmati berkat-berkat dalam penjagaan-Nya.
Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar