Rabu, 02 Januari 2019

Renungan Tahun Baru II

TEMA:Tuhanlah Penjagamu
BACAAN ALKITAB: Mazmur 121:1-8
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian.
Hari ini, kita telah berada dihari kedua tahun baru  2019. Semua kita pasti akan mengatakan syukur, terimakasih kepada yang Maha Besar Tuhan, karena kalau kita berada sebagaimana kita ada saat ini, semua bukan karena kuat dan gagah kita. Semuanya karena kemurahan Tuhan. Amin …?. Beri kemuliaan bagi nama Tuhan…..! Kalau kita menoleh ke belakang, ke tahun 2018 yang lalu, pasti kita akan terperangah dan kagum atas kebaikan dan pertolongan Tuhan. Melewati tahun yang sudah berlalu bukan hal yang mudah. Di sana kita akan menengok ada keberhasilan tapi ada juga kegagalan. Ada kesehatan, tapi juga kesakitan. Ada kecukupan, tapi juga keku-rangan. Ada sukacita, tapi juga dukacita. Ada keceriaan, tapi juga was-was, ketakutan dan kuatir dan mungkin putus asa dan lain sebagainya. Baik itu terjadi dalam keluarga, maupun dalam hubungan dengan jemaat, masyarakat dan bangsa.
Kini, kita sedang menatap masa depan, khususnya rentangan waktu tahun 2019 telah kita tapaki dihari yang kedua. Di tahun ini pasti ada banyak cita-cita dan  harapan yang ingin kita gapai. Ada yang akan melanjutkan studi. Ada yang ingin bekerja. Ada yang ingin menikah, dan seterusnya. Walaupun demikian masing-masing kita akan bertanya. Apakah yang akan terjadi di tahun 2019 ini? Jawabannya adalah, tak seorangpun tahu. Kita tak dapat menebak apa yang akan terjadi. Apalagi dunia terus berubah. Politik, ekonomi, keamanan, sosial, budaya terus bergerak dengan dampak positif dan negatifnya. Belum lagi ancaman radikalisme dan  terorisme dan bencana alam yang bisa datang dan terjadi dengan tiba-tiba. Menghadapi semua ini, bisa saja kita kecut dan tawar hati, tidak mau berbuat apa-apa dan pasrah saja.
Jika kita belajar dari bagian Alkitab ini, maka kita dapati bahwa pemazmur sedang mengalami perasaan yang bimbang, ragu-ragu, rasa takut dan kuatir ketika berhadapan dengan kemampuan diri sendiri dan realita hidup di sekitarnya. Tapi semua itu bisa dikalahkannya dengan iman kepada Tuhan Allah yang dia yakini merupakan sumber hidup dan kehidupannya. Dalam mazmur ziarahnya ini, pemazmur mengungkapkan siapa Allah dan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib kepada orang yang berharap kepada-Nya.
Pertama, pemazmur mengungkapkan bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan. Ia menyebutkan “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakan akan datang pertolonganku? Gunung-gunung adalah simbol tempat yang kokoh, kuat dan bisa menjadi tempat perlindungan terhadap musuh. Tetapi semua itu tidak dapat menjamin. Kalau sekarang, kita bisa katakan gunung yang kokoh itu bisa berarti jabatan, kekuaasaan, kekayaan dan ilmu pengetahuan, termasuk keluarga dan sahabat. Tetapi semua ini tidak menjamin keselamatan kita. Sehingga pengakuan kita harus sama dengan pemazmur, bahwa sumber pertolongan kita adalah Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Ini menunjuk pada pegunungan Allah yang menolong.  Berarti Ia adalah Allah yang hidup yang mengenal dan hadir dalam pergumulan umat-Nya, termasuk mengetahui, melindungi dan hadir dalam hidup kita dengan berbagai latar pergumulan untuk menghadapi hari esok, bukan hanya di dunia ini, tapi ketika menempuh jalan yang sukar menuju Yerusalem sorgawi.
Kedua, pertolongan Tuhan itu nyata, bukan abstrak apalagi isapan jempol. Pemazmur menyebutkan cara Tuhan menolong. Ia takkan membiarkan kakimu goyah. Kaki adalah tumpuan tubuh untuk berdiri, berjalan, berlari, bekerja dan beraktifitas atau simbol kemampuan, keseimbangan dan kemandirian. Semua ini bisa menjadi lemah. Tetapi jika Tuhan menolong, dalam kelemahan seseorang, Ia akan memberi kekuatan untuk terus melangkah maju. Sungguh hal ini merupakan pendorong dan pembakar semangat agar tetap mengharapkan pertolongan Tuhan menghadapi hari esok. Semua ini pasti dilakukan Tuhan siang maupun malam dalam perjalanan umat-Nya, karena Ia tidak terlelap dan tidak tertidur. Artinya, pertolongan Tuhan tidak pernah berhenti untuk umat-Nya.
Ketiga, kekuatan apapun takkan mampu menyakiti orang yang dijaga Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang atau bulan pada waktu malam. Matahari dan bulan mengibaratkan macam-macam bencana dan bahaya. Menurut kepercayaan dahulu matahari dan bulan menyebabkan berbagai penyakit dan bencana. Dengan demikian setiap orang percaya termasuk kita, akan dijaga Tuhan, termasuk terhadap segala kecelakaan, sakit dan penyakit dan ancaman bencana dalam perjalan hidup selanjutnya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Nyanyian ziarah dalam mazmur ini menunjukkan kekuatan iman orang percaya yang berharap pada Tuhan. Sehingga kitapun diajak untuk tidak ragu menghadapi hari esok. Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di tahun ini. Hanya satu hal yang kita tahu dalam keyakinan iman. Bahwa Tuhanlah yang menjaga kita. Ia menjaga keluar masuk kita. Baik dalam arti keluar untuk beraktivitas setiap hari dan kembali lagi untuk beristirahat maupun dalam arti ketika kita terlahir ke dalam dunia maupun ketika kita kembali kepada-Nya dan masuk dalam kehidupan bersama-Nya di sorga yang kekal. Tuhan kita yang setia, yang tak pernah terlelap, akan terus menjaga kita memasuki tahun yang baru ini. Selamat Tahun baru dan selamat menikmati berkat-berkat dalam penjagaan-Nya. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar